𝗔𝗸𝘂 𝗱𝗶 𝗕𝘂𝗹𝗹𝘆 𝗵𝗮𝗻𝘆𝗮 𝗸𝗮𝗿𝗲𝗻𝗮 𝗸𝘂𝗹𝗶𝘁 𝗸𝘂 𝗵𝗶𝘁𝗮𝗺 𝗱𝗮𝗻 𝗥𝗮𝗺𝗯𝘂𝘁𝗞𝘂 𝗸𝗲𝗿𝗶𝘁𝗶𝗻𝗴
Namanya Pace. Ia baru saja pindah ke sekolah menengah di kota besar. Sejak hari pertama, ia sudah menarik perhatian banyak siswa — bukan karena prestasinya, tapi karena warna kulitnya yang gelap dan rambut keritingnya yang lebat.
“Kenapa rambutmu kayak sosis gosong?” ejek salah satu siswa di kelas.
“Haha, kamu mandi coklat ya?” tambah yang lain sambil tertawa mengejek.
Setiap hari, Pace merasa semakin kecil. Ia duduk di pojok kelas, jarang bicara, dan selalu menunduk. Ia mulai membenci cermin, membenci kulitnya, bahkan membenci rambutnya sendiri.
Tapi suatu hari, guru seni memberi tugas membuat presentasi tentang "Keunikan Diri". Pace ragu, tapi ia memutuskan untuk jujur. Ia membuat presentasi tentang asal-usul keluarganya, keindahan budaya kulit hitam, dan bagaimana rambut keriting adalah mahkota alami yang ia pelajari dari neneknya.
Saat hari presentasi tiba, Pace berdiri di depan kelas. Suaranya gemetar, tapi ia terus bicara. Ia menunjukkan foto-foto keluarganya, bercerita tentang tradisi nenek moyangnya, dan bagaimana ia dulu malu tapi kini mulai belajar menerima dirinya.
Saat ia selesai, kelas hening.
Lalu, seorang siswa berdiri dan berkata, “Aku nggak pernah tahu semua itu. Keren banget, kamu pace.”
Beberapa siswa mulai bertepuk tangan. Sejak hari itu, Pace bukan lagi anak yang diejek karena berbeda. Ia adalah siswa yang berani menunjukkan siapa dirinya.
Dan dari situ, ia mulai percaya bahwa berbeda itu bukan kelemahan. Itu adalah kekuatan.
𝘱𝘦𝘴𝘢𝘯 𝘮𝘰𝘳𝘢𝘭:
Kita tidak bisa memilih dilahirkan seperti apa, tapi kita bisa memilih untuk bangga pada siapa diri kita. Dan keberanian untuk menjadi diri sendiri adalah kekuatan yang luar biasa.
#hitamkulit_keritingrambut #identitasku