Namun, justru karena berasal dari orang yang kita hormati, kritik tersebut patut diperhatikan. Mungkin di balik rasa sakit itu ada cerminan kejujuran, peduli, atau harapan yang besar terhadap kita. Orang yang tidak peduli biasanya tidak akan repot-repot memberi masukan. Maka, walau pahit, kritik dari orang yang kita hormati bisa menjadi titik balik untuk tumbuh lebih dewasa—jika kita mau menerimanya dengan hati yang lapang dan kepala dingin.
Penting untuk membedakan antara kritik yang membangun dan kata-kata yang menjatuhkan. Hormat bukan berarti pasrah, dan luka bukan berarti musuh. Terkadang, kritik yang menyakitkan adalah bentuk cinta dalam rupa yang paling keras. Dan dalam diam kita mengerti, bahwa kadang yang menyakitkan justru menyelamatkan.