Puisi Lawan Kolektif kepada Penguasa hutan Papua
Di hutan Papua yang subur,
Tumbuhlah pohon-pohon raksasa yang berdiri gagah.
Namun luka yang dalam terus terasa,
Ketika kapitalisme datang dengan rakusnya.
Penguasa hutan yang penuh kekuasaan,
Menggenggam kekayaan dan kekuatan.
Dalam bisnisnya yang menjijikkan,
Rakyat Papua, kamu kalah dalam peperangan.
Namun, kami bukanlah hantu-hantu yang terpaksa tunduk,
Kami adalah anak-anak hutan yang membara di bawah cahaya rembulan.
Bersatu kita berdiri, melawan kezaliman yang menjalar,
Mengusik kedamaian dan kesejahteraan kita.
Kami berdiri, menentang kapitalisme yang haus darah,
Mereka datang dengan ambisi, mencuri harta yang kami miliki.
Tapi hati kami tak padam, semangat kami tak terkalahkan,
Ketika kami bersatu, kita bisa lawan mereka bersama.
Hutan adalah tempat kami lahir,
Tempat kami menari dengan jiwa penuh ingin berbagi.
Kami tak akan membiarkan mereka menghancurkan tempat kami,
Kami tak akan tinggal diam, melihat kehancuran membayangi.
Kapitalisme, engkau telah melawan rakyat bersatu,
Namun, kami akan berdiri tegak dan berjuang dengan gigih.
Kami bersekutu dengan alam, pohon-pohon dan binatang-binatang,
Kami adalah kekuatan yang tak terkalahkan dalam perjuangan.
Hutan Papua kita bela,
Dari anak-anak sampai orang dewasa.
Persatuan kita adalah senjata terkuat,
Melawan kapitalisme yang rakus menghancurkan kita.
Dan ketika nanti hutan Papua menghela nafas lega,
Karena kita telah mengusir mereka dengan tegas.
Marilah kita berpesta, dan merayakan kemenangan,
Ketika rakyat bersatu mengalahkan kapitalisme dengan cinta.
Jadi bersatu, saudaraku, lawan penguasa hutan,
Kapitalisme tak terkalahkan jika kita tak bersatu.
Puisi ini adalah seruan dalam kedamaian,
Mengingatkan kita, bahwa bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh.
Eko-vinsent
#Jiwaumumnetral