Oleh : Getar Generasi Terlantar
Yang lain juga tapi salam saja untuk nona konde satu di ujung Kiri itu , Ujar Son kepada Sekelompok Perempuan Pelajar SMP yang melewatinya saat dia hendak duduk menghela Nafas setelah membawa kayu dari hutan keluar di jalan utama kampung satu ke kampung lain .
Perempuan yang di tuju son hanya memberi senyum tanpa merespon sepatah kata , membuat hati son semakin menyukai Gadis Dusun berpenampilan sederhana yang elok , cantik , mancung hidungnya , beralis mata tipis dan berbodi mulus .
Gadis yang diutarakan Son adalah Ria , SMP kelas II ( dua ) , Senyumannya menumbuhkan Rasa penasaran Son semakin mendalam , Penasaran untuk mengetahui latar belakang dan perasaannya Ria sangat mengusik batinnya Son dimalam pertama setelah melihat Ria , hayalan Son meraup dan melampaui kesadaran , melupakannya untuk makan ataupun minum hingga tak terduga malam gerimis berjatuhan pada gentingan Atap bagaikan irama nada musik pedesaan yang mengantarkan son tidur pulas dalam kenikmatan cinta tatapan pertama .
Setiap pagi hari sebelum memulai aktivitas Lainnya , Son sudah selalu berdiri di jalan utama menuju sekolah hanya memuaskan hasratnya dengan tatapan penuh harapan cinta Ria , kadang kala Son harus mengikuti mengantarkan pulang Ria sembari merayu dan memohon tanggapan Ria akan Curhatan isi hatinya .
“ Ria !! Jujur saya tidak bersekolah”
“saya putus di bangku SD kelas V ( Lima ) karena kedua orang tuaku meninggal bersamaan tapi saya bisa membaca dan menulis hanya belum memiliki Ijazah”
Curhatan Son seketika menghampiri Ria yang hendak pulang sekolah .
Senyuman Manis dan tatapan tajam Ria , Membuat Son semakin yakin bahwa Cintanya akan diterima namun ia masih ragu lantas belum mendengarkan sepatah kata dari bibir manis Ria .
“Hei Ria , Selamat pagi” ujar Son yang sudah pagi pagi menantinya di jalan utama tempat ia selalu menunggu Ria ,
“ Ria Apakah kau Ragu jawab Setiap Perkataan saya karena saya tidak sekolah ,
“kau jangan ragu Ria !
“saya punya kebun”
“saya punya babi , saya punya rumah yang besar dan saya lelaki pekerja”
“saya janji saya tidak akan membuat kamu lapar”
“Tolong Ria jangan hanya tersenyum tapi jawablah sesuai isi hatimu”
“Jangan buat saya tertekan karena senyum senyum tipis itu”
“saya macam tertusuk duri di hati saat kau tak berbicara tetapi merespon dengan senyum dan menatap saya dengan tatapan tajam”
“Ria saya cinta kamu , !!
Ria hanya Tersenyum juga dan berlari masuk pintu gerbang sekolah sembari menatap Son dan melambaikan tangannya .
Hari itu Son harus berkebun tapi Gairahnya hilang terhempas Kerisauan cintanya kepada Ria, Son yang Gagah , Pemberani dan Pekerja Keras ini termenung di bawah pondok tepat samping lahannya , Resah , Ragu terambuk aduk dalam rasa yang didambakan , kicauan burung membangunkan dari tidur panjang lantas terhalusinasi hayalan cintanya.
Tak terasa 4 ( Empat ) tahun telah berlalu , kini Ria telah SMA Kelas III ( tiga ) , tapi sepatah kata diterima sebagi kekasihnya ataupun ditolak sebagai kekasihnya dari bibirnya belum juga terucap ,Son pun tidak menyerah bahkan putus asa namun masih tetap berada diposisinya sebagai pejuang cinta .
Telah banyak kali son memberi uang , Petatas , daging babi bahkan Kalung tanda cinta , selalu di terima baik oleh Ria namun tak pernah ria merespon sekata pun .
Setelah membawa kayu dari hutan hingga tiba di jalan utama tempat ia beristirahat , Son terkejut dengan terikan sorak sorai dari Arah sekolah , Son berlari untuk memantaunya , son melihat di sekolahnya Ria , Para siswa saling mencoret baju dan mengkotori baju mereka dengan arang dan tanah liat .
Son bergumam dalam hatinya “Jika kali ini Ria tidak Meresponnya maka ia Harus membawanya Pulang secara Paksa ,( saya harus membereskan pekerjaan saya , bawa kayu pulang kerumah lalu kembali )”
Setelah Son membereskan Pekerjaan Rumahnya , ia kembali ke sekolahnya Ria , Namun sayang sekolah telah kosong , ia kaget dan binggung kemana perginya mereka , ia berusaha menjejaki mereka namun usahanya tak kunjung berhasil , Son sangat tertekan , nafasnya terengah-engah lantaran Ria tak lagi di pandangannya .
Son pulang , setiba dirumah ia berdoa kepada Tuhan
“ Tuhan , Salahkan aku mencintai seorang pelajar ,
Aku telah hidup sesuai ajaran adatku ,
Tidak berzinah ,
Tidak mencuri ,
Tidak membunuh ,
tidak mencaci maki ,
dan tidak mengingini barang orang lain ,
Apa salahku hingga perasaanku harus terluka dan aku makin tak berdaya ,
apalagi yan harus aku turuti ,
berbagi , membantu janda Tua ,
Yatim Piatu ,
Orang tua Lanjut usia ( Lansia ) selalu aku lakukan tanpa memandang Marga dan kampung , Apa salah saya ….Apa …Apa …”
son pun menangis menahan dada didepan rumahnya seraya tak ada semangat untuk dirinya agar tetap hidup , tiba-tiba anjingnya yang bernama Nogei Mengongong Panjang memahami kesedihan Tuannya ,
son pun tersadarkan bahwasannya , Nogei ( Anjingnya ) yang tidak memahami tentang Ria namun turut bersedih , son perlahan mengusap Air matanya , ia berlari dan memeluk anjingnya ,sontak anjingnya pun menjilat son sembari mengusap air mata tuannya .
Son Bangkit berdiri dan melihat keindahan kampung dari rumahnya yang diatas bukit , pesona kampung terlihat menawan , gunung dan bukit yang indah terlihat mempesona dihiasi awan tipis yang memukau , terbayang-bayang lagi wajah elok dan senyum manis Ria , son perlahan menghela nafas.
Hari semakin sore , Suar satwa semakin terdengar ,son melirik jalan yang sunyi semakin Ramai , tak terbendung hasratnya untuk mengunjungi Ria , ia berjalan menuju rumah ria namun tak berjumpa , son menyusul ke gereja tak kunjung berjumpa juga , ia berlari di tempat bermain volly namun tak Nampak juga.
perlahan ia berjalan dengan rasa sesal , terdengar suara kepala desa yang lantang, sedang mengatur masalah sosial , son segera berjalan dan setibanya ia melirik ternyata Ria sedang berada di tenga ayah dan ibunya .
son tak menghiraukan orang-orang yang berada disekitar itu , entah kepala suku , kepala desa , tokoh adat dan para tetua-tetua bahkan seantero penduduk kampung ia hiraukan berjalan bergegas menghampiri ria dan memberi tamparan kepada ria Melihat tindakan Son, semua orang binggung dan diam, hanya Ibunya Ria yang merespon dengan cepat :
“ Hei !! Son , apa masalahmu , Kenapa kau tampar anakku ?”
Jawab Son : Ibu , anakmu belum menjawab pertanyaanku tentang cinta ! aku hanya butuh jawabanya “ iya atau tidak ”
Ibu Ria : Tidak , Anakku selalu diam karena merasa kau tidak cocok denganya
Son : bu ! Aku tak butuh kau yang menjawab , biarkan Ria yang menjawab sendiri
Ibu Ria : Ria , Nak ! Jawab Tidak cepat ..!
Ria : Ibu !! Aku Mencintai dia tapi aku belum menjawabnya karena mau ibu aku harus memilih lelaki yang berpendidikan , padahal seluruh jiwa ragaku ini aku sudah jatuh hati pada Son …!
Sontak Mendengar kata yang keluar dari bibir Ria , Son pun Meraih tangan Ria dan berkata
Son : Sayang , Marilah jalan , ternak kita belum di beri makan , orang tuamu adalah orang tuaku juga mereka akan datang untuk kita bersama membahas hidup kita kedepan.
Mendengarkan Perkataan itu Ria mengenggam tangan Son namun air matanya jatuh membasahi pipi , terdengar suara merdu dibali Ria , ternyata ayahnya Ria , ia melangkah dan berkata kepada Anaknya Ria dan Son :
“ Anakku , Son adalah Ayahmu , Cintailah dia sebagaimana kau mencintai diriku , jagalah dir seperti kau menjagaku agar tak sakit , lapar dan haus , Turutilah setiap Nasehat , Saran dan Motivasinya seperti yang kau lakukan padaku , Aku bangga Jodohmu memberanikan diri untuk melamarmu di tempat terbuka ,
hai Son , Jadilah Seperti diriku dan lakukanlah selayaknya seorang bapak terhadap anakku , dan untuk maskawin telah kau lunasi dengan keberanian dan kejujuranmu walau banyak orang anggap apa yang kau lakukan adalah tindakan kasar tetapi aku sebagai lelaki sangat menghargaimu , jagalah moralitasmu dan kembangkalah etikamu demi Istrimu dan cucu-cucuku nanti ”
Setelah mendengarkan Perkataan ayah Ria , Son dan Ria berpamitan dan berjalan menuju Rumah mereka , disore itupun Ria lansung mulai memberi makan bebek-bebek , dan babi-babi milik Son .
Akhirnya berkat kesabaran , ketekunan dan keberanian yang dimilik oleh son , dia dberhasil menjadikan Ria sebagai Pendamping hidupnya .
Jln. sunyi
Timika - yewamaida
08/04/2024