Teruntuk Orang Papua, Anak-anak Papua. Semoga membacanya sampai selesai.
—————————————————
Kenapa era saat ini, banyak anak” Papua yang menulis, dan berucap dengan mempertahankan istilah nama panggilan daerahnya masing” baik itu untuk perempuan, maupun laki-laki…
Kalau ini untuk sekedar hiburan okelah, atau memang mau berprinsip seperti ini :
Merasa agak lebih baik dari yang lain atau?…
Apakah kalian pernah berpikir dampak dari tulisan atau ucapan itu yang perlahan-lahan akan menaikan egois masing” setiap daerah dan akhirnya bisa berpengaruh pada perpecahan internal orang Papua?
Saya berpendapat bahwa, tulisan itu jika mengarah ke sebuah perbandingan, atau candaan yang seperti sering kita temukan di media sosial, dimana yang lain dilebihkan, dan yang lain mungkin tidak, atau sebaliknya.
Hal seperti ini sebaiknya menggunakan
Ade & Kaka, tanpa harus menggunakan panggilan atau istilah anak laki laki dan anak perempuan di setiap wilayah di Papua contohnya : Insos, Ai, Enggo, Bakit, Napi, Dai, Yauw, Bob Waribo dll,…..jika itu digunakan pada konteks yang saya sampaikan diatas maka sekali lagi, tolong pikir baik” dan pertimbangkan itu.
Nah jika istilah itu digunakan pada situasi yang elegant, seperti mengungkapkan perasaan, emosional rasa cinta, sayang, kekaguman atau apalagi menunjukan identitas asal daerah ( Suku ) dan jika berkenan diterima dengan baik berarti itu bukanlah problem dan itu berdampak positif dimana yang kita tampilkan adalah Istilah kearifan lokal yang terus terjaga.
Mohon maaf jika tulisan ini mungkin tidak akan diterima semua orang. Tapi saya saat ini kembali memikirkan hal yang paling fundamental terhadap Kekerabatan, Persatuan Orang Papua itu sendiri. Agar kita tidak mudah terpengaruh, dan tidak membuat oportunity yg berujung perpecahan sesama kita.
Bapak, Mama, Om, Tante, Kakak, Adik, Saudara/i semua, sesama Anak Papua. Sadar / tidak bahwa Jumlah OAP saat ini itu tidak banyak.
Bahkan secara perlahan kita itu seperti termarginalkan dari beberapa aspek kehidupan di atas Tanah Papua ini. Sekali lagi saya mohon maaf kalau tulisan saya ini agak sedikit berlebihan, tapi akhir” ini saya melihat informasi dan aliran ini semakin kuat, apalagi di media sosial.
Media Sosial mungkin bisa membantu manusia, tapi melalui media sosial ini juga bisa di manfaatkan untuk menyerang mindset kita, mempengaruhi karakter kita dan juga bisa menjadi sample untuk orang” yang punya niat buruk agar lebih gampang memetakan perspektif perilaku setiap Anak-anak Papua di media sosial.
Semoga Media Sosial pada setiap Anak- anak Papua juga bisa dimanfaatkan dengan baik. Terutama berprinsip kuat untuk merawat kewarasan Anak Papua itu sendiri. Saya yang menulispun mungkin ada yang tidak sengaja saya lakukan dimedia sosial yang mana tidak berkenan untuk setiap kita ( Anak Papua )
Jadi saya ingin mengutarakan permohonan Maaf saya. Dan sekali lagi, bukan ingin merasa paling benar, tapi saling mengingatkan, saling mengintrospeksikan diri kita agar kita kembali memperbaiki, merawat apa yang semestinya kita lakukan dalam menghadapi perkembangan Zaman. Apalagi arah ekonomi Global saat ini menuju Eranya Pasifik, dimana kita tahu bersama bahwa Papua ada pada Wilayah Pasifik dan jangan sampai kita tidak memiliki Safety, memiliki Persiapan yang baik terutama SDM Orang Papua yang betul betul sudah siap dan di atas Rata-rata……
Terima kasih sudah membaca sampai habis.
Terima kasih untuk siapapun dia, yang ketika membaca, hati tergerak untuk care terhadap sedikit realita yang terjadi akhir” untuk kita. Tuhan memberkati kita senantiasa❤️
Selamat hari Minggu…
Biak, Minggu, 05-05-2024
Pukul : 05:05 :24 Pagi Waktu Papua
Andreuw Hudson 🧠
Picture By : Bird Kingdom