Pembela Kebenaran

Pembela Kebenaran

Senin, 19 Februari 2024, Februari 19, 2024
ilustrasifoto


 PEMBELA KEBENARAN

_________

Aku terlena belenggu gulita

Keabadianku terluput kegelapan dosa

Hatiku berdebar-debar dualisme

Kutak sanggup mengangkat tanganku

Telah ternoda kekudusan ini

Jalan-jalanku hingga bungtu

Jiwa pun tergodai

Aku tak berdaya disini

Keadilan yang tak pasti

Hanyalah sia-sia belakah...

Tetapi kau pria yang sekuat-kuat Imannya

Menggoncangkan Iman mereka

Murah hati

Memberikan ide yang bagus

Aku mengenalmu semasa kecil

Aku tahu kau adalah kepeduliannya tinngi

Mampu menyelamatkan jiwa yang tertindas

Aku mengenal engkau adalah pembela kebenaran

Kobarkan tatapan manismu

Kembangkan gairah mudahmu

Sangat bangga padamu engkau mengenalku semasa indria

Engkau sosok memanusiakan manusia

Teruslah jadi yang terbaik kapan pun

Berfikir yang positif

Kokohkan Imanmu

Membangun berjiwa besar

Utamakan kebenaran

Pengorbanamu upahmu besar 

Nanti-nantikan senantiasa

Kebahagiaan sedang menantimu

Kata #Guruku. I junus iyai


Tarikan Pena

Rakyat tak butuh kandidat penabur janji-janji

Untuk memimpin negeri kaya raya penuh berkah ini


Rakyat membutuhkan pemimpin yang punya jati diri

Yang mampu membawa perahu kembali asal mula berdiri

Menuju negara merdeka dan berdiri dengan kaki sendiri

Bagaimana bisa negara ini berlari ?

Jika konstitusi tumpang tindih di sana-sini

Bila undang-undang kepentingan rakyat digergaji


Dan dijadikan kue siap dibagi-bagi

Pada segelintir insan tak punya nurani

Wahai malaikat yang diam di balik selimut hati

Hari ini yah . . . hari ini waktunya membuka diri

Siapa kamu sebenarnya, tak perlu malu malu lagi

Negeri ini sudah sakit dan merintih-rintih

Warna bendera negara mulai pudar di sana-sini


Tergerus kepentingan sesaat segelintir insan pencari kursi

Tercuri cukong-cukong yang bermain mata begitu rapi

Tertipu bujuk rayu negara asing yang bermain cantik sekali

Terampok tikus-tikus berdasi yang bicaranya bak madu asli

Siapa yang berteriak bak petir di langit tinggi !!!

Kalau bukan rakyat meneteskan perih


Wahai insan teranugerahi pena “Yang Maha Suci”

Tuliskan besar besar puisimu di langit tinggi

Tuliskan dan tuliskan dengan gagah berani

Biar mata mereka melihat kobaran api

Mau dibawah kemana negeri ini berlari

Kalau berjuang mati-matian hanya untuk merebut kursi


Lebih baik pergi !!!

Lebih baik pergi . . .


Dari negeri yang bertumbal nyawa pahlawan berani mati

Dan lebih baik berdiam diri !!!

Daripada sejarah mencatat namamu sebagai pion diatur jemari


Tak perlu takut moncong senjata menghadap dahi

Tak perlu takut !!!

Tak perlu takut sangkur memotong urat nadi


Hari ini mati . . . besokpun mati

Dan hari ini tak perlu sembunyi lagi

Tarikan penamu yang bertinta darah merah putih

Tarikan tarikan penamu pada panggung saat ini

Biar telinga mereka memerah, terbakar jilatan api rakyatnya sendiri

Tarikan tarikan penamu pada selembar kain kafan putih

Jika malaikat maut menjemput tinggal bungkus dengan senyuman di hati


Yatri.D#

Klaten-18-08-18

TerPopuler