![]() |
ilustrasifoto |
PEMBELA KEBENARAN
_________
Aku terlena belenggu gulita
Keabadianku terluput kegelapan dosa
Hatiku berdebar-debar dualisme
Kutak sanggup mengangkat tanganku
Telah ternoda kekudusan ini
Jalan-jalanku hingga bungtu
Jiwa pun tergodai
Aku tak berdaya disini
Keadilan yang tak pasti
Hanyalah sia-sia belakah...
Tetapi kau pria yang sekuat-kuat Imannya
Menggoncangkan Iman mereka
Murah hati
Memberikan ide yang bagus
Aku mengenalmu semasa kecil
Aku tahu kau adalah kepeduliannya tinngi
Mampu menyelamatkan jiwa yang tertindas
Aku mengenal engkau adalah pembela kebenaran
Kobarkan tatapan manismu
Kembangkan gairah mudahmu
Sangat bangga padamu engkau mengenalku semasa indria
Engkau sosok memanusiakan manusia
Teruslah jadi yang terbaik kapan pun
Berfikir yang positif
Kokohkan Imanmu
Membangun berjiwa besar
Utamakan kebenaran
Pengorbanamu upahmu besar
Nanti-nantikan senantiasa
Kebahagiaan sedang menantimu
Kata #Guruku. I junus iyai
Tarikan Pena
Rakyat tak butuh kandidat penabur janji-janji
Untuk memimpin negeri kaya raya penuh berkah ini
Rakyat membutuhkan pemimpin yang punya jati diri
Yang mampu membawa perahu kembali asal mula berdiri
Menuju negara merdeka dan berdiri dengan kaki sendiri
Bagaimana bisa negara ini berlari ?
Jika konstitusi tumpang tindih di sana-sini
Bila undang-undang kepentingan rakyat digergaji
Dan dijadikan kue siap dibagi-bagi
Pada segelintir insan tak punya nurani
Wahai malaikat yang diam di balik selimut hati
Hari ini yah . . . hari ini waktunya membuka diri
Siapa kamu sebenarnya, tak perlu malu malu lagi
Negeri ini sudah sakit dan merintih-rintih
Warna bendera negara mulai pudar di sana-sini
Tergerus kepentingan sesaat segelintir insan pencari kursi
Tercuri cukong-cukong yang bermain mata begitu rapi
Tertipu bujuk rayu negara asing yang bermain cantik sekali
Terampok tikus-tikus berdasi yang bicaranya bak madu asli
Siapa yang berteriak bak petir di langit tinggi !!!
Kalau bukan rakyat meneteskan perih
Wahai insan teranugerahi pena “Yang Maha Suci”
Tuliskan besar besar puisimu di langit tinggi
Tuliskan dan tuliskan dengan gagah berani
Biar mata mereka melihat kobaran api
Mau dibawah kemana negeri ini berlari
Kalau berjuang mati-matian hanya untuk merebut kursi
Lebih baik pergi !!!
Lebih baik pergi . . .
Dari negeri yang bertumbal nyawa pahlawan berani mati
Dan lebih baik berdiam diri !!!
Daripada sejarah mencatat namamu sebagai pion diatur jemari
Tak perlu takut moncong senjata menghadap dahi
Tak perlu takut !!!
Tak perlu takut sangkur memotong urat nadi
Hari ini mati . . . besokpun mati
Dan hari ini tak perlu sembunyi lagi
Tarikan penamu yang bertinta darah merah putih
Tarikan tarikan penamu pada panggung saat ini
Biar telinga mereka memerah, terbakar jilatan api rakyatnya sendiri
Tarikan tarikan penamu pada selembar kain kafan putih
Jika malaikat maut menjemput tinggal bungkus dengan senyuman di hati
Yatri.D#
Klaten-18-08-18